English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Kenapa Anak terlalu sering tidak sekolah.?

Seringkali kita lihat anak yang malas kalau disuruh untuk berangkat ke sekolah. Sesekali anak malas untuk kesekolah adalah hal yang wajar, akan tetapi jika hal ini berlangsung terus menerus tentunya akan membawa dampak yang buruk bagi masa depan anak nantinya. Hal ini tentunya memerlukan penanganan yang bijak dari orang tua untuk menyadarkan arti pentingnya sekolah pada diri anak tersebut.

Banyak dari orang tua, kadangkala berusaha membujuk anak yang malas sekolah dengan iming-iming barang atau sesuatu yang paling disukai oleh anak, agar ia mau bersekolah. Tidak jarang pula sebagian orang tua menggunakan hak perogratifnya dengan memarahi atau bahkan menghukum si anak tersebut. Cara seperti itu kadangkala cukup efektif untuk membujuk anak agar mau pergi ke sekolah, akan tetapi tidak pernah menumbuhkan kesadaran pada diri anak akan arti pentingnya sekolah. Kalaupun anak berangkat juga, ia melakukannya dengan keterpaksaan karena takut dimarahi, atau menginginkan suatu hadiah dan bukan atas kesadaran diri akan arti pentingnya pergi ke sekolah.

Rasa malas itu bisa muncul kapan saja. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh orangtua jika anaknya menunjukkan tanda-tanda enggan ke sekolah, seperti malas bangun pagi, tak mau mengerjakan PR, pura-pura sakit dan lainnya, jangan prenah langsung dimarahi. Akan tapi kita harus mencari tahu penyebab anak melakukan hal yang demikian.

Banyak manfaat yang akan diperoleh jika orangtua tahu penyebab anak bosan sekolah. Orang taua akan bisa menangani dan menyadarkan mereka pentingnya sekolah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membangkitkan anak untuk mau sekolah lagi. Pertama cobalah beri gambaran pada anak bahwa sekolah sangat penting bagi kehidupanya kelak. Misalnya dengan mengatakan, “jika Adek ingin jadi dokter harus rajin sekolah, biar bisa mengobati mama kalau sakit.” Selain itu, orangtua juga bisa mengambarkan bahwa sekolah adalah kegitan yang menyenangkan. Contohnya dengan cara mengatakan, di sekolah kamu bisa bertemu dan bermain teman-teman. Dengan banyak teman kalau kamu kesulitan banyak yang menolong. Di sekolah juga ada tempat bermain yang asyik yang nggak kamu temui di rumah.

Kalaupun dengan tindakan itu, anak tetap berkeras tidak masuk sekolah, meskipun terpaksa, sesekali orangtua boleh menuruti keinginannya. Sebab jika dipaksakan sekolah, mungkin anak jadi BeTe dan akan merasa sekolah tak menyenangkan. Namun sebelumnya harus diberikan peringatan tegas dengan mengatakan, “untuk kali ini mama kasih ijin kamu nggak masuk sekolah, tapi adek harus cerita kenapa nggak mau sekolah.” Dengan cara tersebut, anak diberi kesempatan untuk mengutarakan alasannya, dan tidak hanya dipandang sebagai objek yang harus selalu menuruti apapun kemauan orangtua.

Banyak hal yang penyebabnya. Misalnya karena beban pelajaran yang terlalu berat, terlalu banyak les, lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan, jarak sekolah terlalu jauh dan sebagainya. Jika orangtua tahu penyebabnya adalah beban pelajaran yang berat, orang tua harus aktif mengetahui tugas apa saja yang diberikan guru pada anak. Periksalah kapan waktu penyerahan tugas yang ditentukan guru, bimbing dan koreksi anak dalam mengerjakan PR. Jika tahu penyebabnya kita bisa memberikan solusi terbaik buat anak.

No comments:

Post a Comment